AMBALAN SUDIRMAN-FATMAWATI SMK N 1 BLORA

Minggu, 29 April 2012

Gallery Perkemahan Penempuhan Bantara Tahun 2012












DSC04472.JPGDSC04473.JPGDSC04474.JPGDSC04475.JPGDSC04517.JPGDSC04519.JPG

Perkemahan Penempuhan Bantara Tahun 2012


28-29 April 2012 

Setelah kurang lebih 10 bulan menempa ilmu kepramukaan di SMK N 1 Blora, akhirnya tibalah saat yang dinantikan, yaitu saat menempuh badge Bantara.




Adapun agenda kegiatan Perkemahan Penempuhan Bantara adalah sebagai berikut :

Sabtu, 28 April 2012
07.00     07.15                                 : Peserta datang + Registrasi Peserta
07.15     08.15                                 : Upacara Pembukaan
08.30     09.30                                 : Berangkat + Perjalanan
09.30    10.00                                  : Pendirian Tenda + Kepri
10.00     10.30                                 : Apel Siang
10.30     12.30                                 : Istirahat, sholat, makan
12.30     13.30                                 : Latihan Bela Negara
13.30     16.45                                 : Jelajah Siang
16.45     17.00                                 : Apel Sore 
17.00     17.30                                 : Mandi + Sholat 
17.30     19.30                                 : Masak + Makan
19.30     20.15                                 : Upacara api unggun
20.15     22.30                                 : Pentas Seni + Hiburan
22.30     24.00                                 : Istirahat (tipul)

Minggu, 29 April 2012
00.00     00.30                                 : Istirahat (Tipul )
00.30     01.30                                 : Night Event
01.30     03.00                                   : Jelajah Malam
03.00     04.30                                 : Acara Adat Ambalan
04.30     05.00                                 : Sholat subuh
05.000     05.30                                 : Olahraga
05.30     07.00                                 : Masak + Kepri
07.00     07.15                                 :Makan
07.15     08.00                                 : Bakti Sosial
08.00     09.30                                 :Bersih-Bersih
09.30    10.00                                 : Upacara Penutupan + Sayonara

Bakti Sosial



            “Ikut serta membangun masyarakat”
                Demikianlah isi kedua dari Trisatya untuk tingkat Pramuka Penegak. Memang seharusnya demikianlah seorang pramuka. Dekat dengan masyarakat, selalu berdampingan dengan masyarakat dan keduanya tak dapat dipisahkan.
                Tak terasa sebentar lagi Perkemahan akan selesai. Rasanya ada yang kuraqng bila belum memberikan sedikit pengabdian untuk masyarakat sekitar lokasi perkemahan. Para Caba dikumpulkan untuk memberikan baktinya pada lingkungan sekitar. Terutama tempat-tempat yang selama kurang lebih satu hari kemarin kami jadikan untuk tempat kegiatan.
                Para Caba dibagi menjadi 4 kelompok, dan setiap kelompok mendapatkan bagian untuk membersihkan tempat yang telah ditentukan Adapun tempat yang telah ditentukan itu adalah Masjid di dekat lokasi perkemahan, Balai Desa Kajengan yang tak jauh dari lokasi perkemahan, Sendang putra & putri yang digunakan untuk mandi para Caba tadi pagi, dan lokasi Perkemahan sendiri yakni Buper Waduk Tunggal Bakti Desa Kajengan.
                Waktu satu jam yang diberikan, rasanya belum cukup. Namun, kami tak punya banyak waktu lagi, karena masih ada yang harus dilakukan.

Masak Sendiri



Penjelajahan di sore hari memang sangat menguras tenaga para Caba. Jadi laper. Mau makan, tap tak ada makanan. Hemm, meski masak dulu ya, hehe. Ya, para Caba kemudian bergantian masak untuk makan, dan mandi untuk membersihkan badan, tak lupa sholat juga.
Biasanya kalau hari libur, bangun siang dan langsung makan. Tapi kalau di perkemahan, gimana mau makan kalau gak masak dulu. Meski susah payah masak nih.
masak sendiri

Kalau biasanya di rumah makan tinggal ambil saja, tapi tidak untuk kali ini, meski bersusah payah masak sendiri. Meski rasanya kurang sesuai yang diharapkan, tapi tetep dimakan juga, amanya juga laper. Sebagai pelajaran juga untuk para Caba yang biasanya komentar pada masakan yang telah dibuat Ibu, kurang asin lah, kurang pedas, atau kurang apa lagi. Agar ereka juga merasakan bagaimana susah payahnya ibu menghidangkan masakan untuk keluarga, jadi jangan suka komentar ini itu terus.

Adat Ambalan


menuju lokasi untuk prosesi adat
Setelah semua Caba selesai melaksanakan Jelajah Malam, acara yang dinanti-nantikan pun tiba, takni Adat Ambalan. Semua Caba harus menutup mata menggunakan slayer. Para Caba dituntun menuju lokasi untuk melaksanakan acara Adat, namun ketika sampai di tengah perjalanan, mata pun dibuka.
Rute yang dilewati sangat menantang. Tebing yang curam, jalan yang licin serta semak belukar di sepanjang perjalanan ditambah lagi dengan gelapnya suasana fajar membuat kita harus berhati-hati agar tidak jatuh. Lokasi yang dituju belum juga nampak. Sementara medan yang dilalui membuat kotor sepatu kami.
Lokasi yang dinantikan pun tiba. Melihat lokasi yang ada di depan mata, kira-kira apa yang ada dalam angan-angan para Caba, ya? Mungkin mereka menerka-nerka apa yang akan diperintahkan para kakak Bantara pada para Caba.
Tak perlu buang-buang waktu lagi, mereka harus segera mengambil Badge Bantara yang mereka harapkan dari Perkemahan ini. Tak menduga sebelumnya kalau ternyata para Caba harus berjuang sedemikian kerasnya hanya untuk mendapatkan badge yang bias didapatkan di toko-toko itu.
Dan yang paling mengejutkan adalah, para Caba harus melaksanakan prosesi Adat Ambalan Pattimura-Marthatia. Jangan ada rasa iridan mangkel apalagi dendam ya Dik, kami Kakak Bantara kalian juga merasakan seperti itu dulu untuk mendapatkan sandang seorang Bantara. Dan itu merupakan adat yang harus selalu dilestarikan agar tak hilang seiring berkembangnya zaman.

Di Balik Hilangnya Basid


Untuk saat ini cerita Di Balik Hilangnya Basit belum dapat dipublikasikan. Tunggu beberapa waktu lagi.

Hilangnya Basit

-->
Heningnya malam
                Hilangnya Basit membuat panik semua peserta Perkemahan. Tak hanya anggota sangga 1 yang satu sangga dengan Basit, namun semua Caba, Bantara, Senior Bantara Kelas XII yang hadir, para tamu undangan bahkan Pembina pun panik memikirkan dimana keberadaan Basit. Bahkan  Febri (mantan pacar Basit) pun sampai menangis. Cye Cye, hehe J.
                Seorang yang satu sangga dengan Basit menuturkan bahwa tadi Basit meminta ijin ke belakang untung buang air sebentar. Kak Tyo juga menuturkan, “Tadi aku yang mengantarkan Basit ke belakang, dan dia sudah kembali bersama saya tadi.”
                Lalu, dimanakah Basit berada? Dia menghilang dengan sendiri? Ataukah ada makhluk dari dunia lain yang membawanya pergi?
“Di Balik Hilangnya Basit” akan menjawab pertanyaan di atas.
                Pak Miftah selaku Pembina Pramuka di Ambalan kami memberikan sedikit nasehat kepada kami semua. Beliau menegur kami semua karena dari awal sampai di lokasi perkemahan, banyak (terutama para Caba) yang melanggar peraturan yang telah dibuat di Tempat Perkemahan, seperti melewati batas yang telah dibuat (Tempat perkemahan diberi pagar dengan tali rafia, namun banyak yang melompati tali tersebut saat hendak ke musholla untuk sholat maupun ketika hendak akan ke sendang mengamdil air untuk memasak).
                Beliau menasehati kami untuk selalu menyadari bahwa kita hidup di dunbia ini tak sendiri, ada juga makhluk lain yang hanya orang tertentu saja yang dapat melihatnya. Apalagi di lokasi Perkemahan yang merupakan tempat baru bagi kita, bukan tempat kita sendiri. Mungkin ada makhluk yang tidak senang dengan tingkah kita. Tetapi yakinlah, selama kita tak mengganggu mereka, maka mereka pun tak akan mengganggu kita.
                Sementara itu, para Seksi Keamanan dikerahkan untuk mencari Basit. Kak Mad selaku ketua ketua panitia kegiatan perkemahan ini meminta untuk segera melanjutkan kegiatan yaitu Jelajah Malam dan Adat Ambalan, karena keberadaan Basit akan menjadi tanggungan Seksi kKeamanan.
                Kegiatan pun dilanjutkan. Dan setelah kegiatan Jelajah Malam dan sebelum acara Adat Ambalan, Basit telah kembali dengan keadaan baik-baik saja tak kurang suatu apapun.

Jelajah Malam


                Hilangnya Basit” tak menghalangi jalannya kegiatan yang telah direncanakan jauh-jauh hari.  Jelajah Malam harus segera dilaksanakan. Padahal tadi siang sudah jelajah, kok jelajah lagi,ya. Meskip;un sama-sama jelajah, namun Jelajah Malam ini dan jelajah tadi siang berbeda. Tentu saja berbeda.

                Jelajah yang dilaksanakan tadi siang lebih santai, dan juga lokasi yang ditempuh tidak seperti lokasi Jelajah Malam ini. Lokasi Jelajah Malam ini lebih seru dan menantang. Selain karena lokasi yang memang hutan dan juga suasana malam hari yang gelap gulita, “Di Balik hilangnya Basit” tadi pun turut mempengaruhi suasana hati para Caba. Dimanakah Basit berada, sampai saat ini belum ditemukan. Tak perlu dipikirkan, nanti jika sudah waktunya Basit ditemukan juga Basit akan kembali lagi, berjuang bersama teman-teman Caba lainnya untuk menjadi Bantara dan mengabdikan diri demi kemajuan Pramuka di SMK N 1 Blora.
                Bersiap-siap untuk Jelajah Malam. Kakak Bantara berbaik hati sekali lhuw, J. Sebelum pemberangkatan, para Caba diberi makanan bergizi untuk isi perut mereka di jalan, biar gak pada berkokok, hehe J. Satu sendok tapi dah cukup. Bahkan ada yang hampir muntah. Hemm, padahal makanannya enak banget lhuw, gitu aja mau muntah, haha J. Ya udah, minum dulu ya, kakak Bantara juga sudah menyiapkan minuman agar gak ‘sereten’. Minumannya manis, kan?? Hehe J.
                Selamat berjuang, J.

Night Event

Night Event alias acara malam yang dimaksud dalam tulisan ini adalah acara apa saja yang diikuti dalam Perkemahan Penempuhan Bantara kali ini. Acara yang telah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari dan merupakan acara paling istimewa dari semua rentetan acara dalam Perkemahan Penempuhan Bantara kali ini.
                Tepat pukul 01.00. Para Caba dibangunkan dengan segera, tanpa terkecuali. Semua dihitung, jumlah anggota lengkap 51 anak, 41 putra dan 10 putri, dan semua pun bersiap untuk kegiatan selanjutnya. Tapi sebelumnya, para Caba diberi kesempatan untuk ke belakang terlebih dahulu, biar nanti nggak ada yang ngompol di jalan, hehe J.
Setelah semua lengkap, jumlah anggota pun dihitung kembali. Ada sedikit kejanggalan. Ketika kak Fadhila menghitung jumlahnya, lengkap 41 putra dan 10 putri, namun ketika kak Mad menghitung jumlahnya, jumlah peserta ada 40 putra dan 40 putri. Para Pimpinan Sangga pun diminta untuk menge-cek anggotanya masing-masing. Setelah di-cek, ternyata anggpta sangga 1 kurang satu. Anggota sangga 1 yang tidak ada adalah Basit.
Dimanakah Basit Berada? Ingin tau tentang Hilangnya Basit? Baca di Di Balik Hilangnya Basit”.
Kegiatan pun dilanjutkan dengan Jelajah Malam”.

Sabtu, 28 April 2012

Api Unggun Membakar Semangat Kami


Api unggun membakar semangat kami
Api kita sudah menyala …
Api kita sudah menyala …
Api api api api api …
Api kita sudah menyala …
Nyanyian itu mengalun-alun terdengar ketika api unggun telah menyala. Upacara api unggun dengan para Caba sebagai petugas upacara berjalan lancar. Api yang menyala semakin menambah semangat kami, semangat untuk dapat menjadi seorang Bantara yang mampu mengabdikan diri untuk masyaraka, bangsa, dan Negara.
Buang semua beban pikiran, lupakan sejenak permasalahan. Malam yang begitu berbeda dengan biasanya. Jika biasanya menghabiskan malam minggu bersama pacar, nongkrong di angkringan bersama teman-teman, atau hanya nonton TV di rumah, tentunya sangat membosankan. Tapi kali ini malam Minggu yang istimewa, karena malam Minggu kali ini dinikmati di alam bebas dengan suasana gelap dan cuaca yang dingin, dan nanti pun akan tidur hanya beralaskan tikar, Sungguh malam yang istimewa.

Latihan Bela Negara

Latian Bela Negara

Setelah beristirahat, kegiatan pun dilanjutkan kembali. Para Caba mendapat gemblengan untuk belajar bela negara. Mulai dari tiarap, gulung-gulung, jalan jongkok, dll. Nampak pada gambar di atas, para Caba yang sedang tiarap sebagai wujud latihan mereka untuk bela negara.